4.1 DUKUNGAN DARI DIRI SENDIRI
Manusia adalah makhluk
sosial. Dalam situasi tertentu manusia cenderung berbagi persoalan atau meminta
nasihat orang lain. Namun, dalam situasi tertentu manusia bisa menjadi makhluk
yang sangat individu. Ari Ginanjar, seorang pakar pengembangan potensi diri mengemukakan
bahwa manusia suka meminta pendapat pada orang lain tetapi sebenarnya semua
keputusan terletak pada pribadi masing-masing. Itulah sebabnya dukungan dari
diri sendiri merupakan faktor utama kesuksesan seseorang. Beberapa potensi diri
yang perlu dikembangkan oleh seorang penulis sekenario akan dibahas pada
sub-sub bab di bawah ini.
4.1.1 MINAT
Hal utama yang perlu
ditumbuhkan adalah minat dari dalam diri kita sendiri untuk mewujudkan tekad
menjadi seorang penulis skenario. Mungkin pada awalnya, menjadi penulis
skenario bukanlah cita-cita dalam hidup kita. Namun, sebenarnya profesi sebagai
penulis skenario merupakan alternatif pekerjaan yang cukup menjanjikan,
termasuk dari sisi finansial sehingga minat untuk menjadi penulis skenario bisa
dibangkitkan.
Minat yang besar dapat menepis berbagai kendala.
Elizabeth Luther adalah ibu rumah tangga yang sangat produktif menulis kenario.
Karya-karyanya telah menjadi sinetron-sinetron di beberapa televisi swasta. Dia
menjalankan profesi sebagai penulis skenario sambil tetap menjadi ibu rumah
tangga yang baik. Dalam bukunya tentang penulisan skenario dia mengatakan bahwa yang paling utama perlu
dibangkitkan adalah minat untuk mencintai profesi dan bertekad kuat berjuang
demi mencapai tujuan sebagai penulis skenario yang profesional dan
berkualitas.
1.1.2 BAKAT
Untuk menjadi penulis
skenario yang profesional, idealnya dibutuhkan bakat dalam bidang
tulis-menulis. Bakat bisa karena punya garis keturunan dari seorang penulis,
dapat pula berupa bakat alam yang diperoleh bukan karena faktor keturunan. Jika
kita telah memiliki modal bakat, kita tinggal mempelajari teori penulisan maka
tujuan menjadi seorang penulis skenario dapat terwujud.
Lalu, bagaimana jika kita tidak memiliki bakat dalam bidang
tulis-menulis? Atau, kita tidak yakin ada-tidaknya bakat dalam diri kita? Jangan putus asa karena, seperti kata Arswendo
Atmowiloto, sebenarnya "mengarang itu gampang". Bahkan hampir semua
penulis berpendapat demikian. Helvy Tiana Rosa dalam pengantarnya di buku Berguru kepada Sastrawan Dunia berpikir sama, dan ia pun menyinggung nama
Gola Gong yang juga menguatkan hal itu dalam bukunya Menulis Skenario Itu
Lebih Gampang.
Jadi, keterampilan mengarang itu sendiri sebenarnya bisa dipelajari oleh
siapa saja, meskipun hasil dan kualitas masing-masing orang pasti berbeda,
sesuai talenta yang diberikan oleh Tuhan kepadanya. Kualitas tulisan seseorang
tentunya tak lepas dari pe-ngalaman masa lalunya dalam kegiatan tulis-menulis.
Hasil lebih baik akan tercipta dari orang-orang yang tekun dan setia, yang
sejak usia dini telah melakukan kegiatan tulis-menulis, meski yang ditulis
hanyalah kisah pribadi atau sekadar berkorespondensi.
Pada usia SD atau SLTP, seorang anak semestinya sudah dibiasakan
mengasah keterampilan menulis dengan membuat tulisan dalam buku harian. Bermula
dari menulis pengalaman pribadi sehari-hari, kemudian menulis hal-hal di luar
dirinya. Mengasah keterampilan menulis juga dapat dilakukan dengan kebiasaan
melakukan koresponden dengan teman-teman atau kenalan-kenalan baru, yang biasa
disebut sahabat pena.
1.1.3 MOTIVASI
Sebagai penulis
skenario, kita perlu mempunyai motivasi yang kuat. Apa tujuan kita menjadi
penulis skenario? Masing-masing orang bisa memiliki motivasi yang berbeda-beda,
namun dengan berbekal motivasi yang kuat, kita pasti akan berjuang lebih keras
dan pantang menyerah menjalani apa yang sedang kita kerjakan.
Motivasi sangat beragam. Ada yang sekadar ingin mencari kesibukan karena
jenuh di rumah, semua sudah tersedia dan terlayani; ada pula motivasi yang
bersifat finansial, ini adalah motivasi yang sangat umum dan lumrah. Biasanya,
jika kebutuhan makin mendesak justru akan semakin memperkuat motivasi, misalnya
kita akan semakin giat menghubungi production house (PH) atau
berkomunikasi dengan produser untuk mendapatkan order menulis skenario.
Motivasi yang lain yaitu motivasi kebutuhan eksistensi diri. Perasaan
kurang dilihat dan kurang dihargai orang, hasil kerja sering dilecehkan atau
disepelekan orang adalah hal-hal yang menyinggung eksistensi diri. Dengan
menjadi penulis skenario kita boleh berharap hasil karya kita akan dipandang
dan dihargai banyak orang. Ada pula motivasi yang menyangkut kebutuhan
pengalaman hidup, yaitu dengan menjadi penulis skenario berharap mendapat
banyak pengalaman baru. Suatu saat mungkin kita harus membuat cerita-cerita di
luar bidang yang kita kuasai sehingga menuntut kita untuk mempelajari bidang
tersebut. Tidak jarang seorang penulis sekenario harus melakukan riset
berbulan-bulan sebelum mulai menulis.
Keinginan untuk mencurahkan pikiran dan perasaan juga bisa menjadi
motivasi. Bisa saja kita merasa prihatin saat melihat para pengemis anak-anak
di jalan raya, tapi kita tidak dapat berbuat apa-apa. Maka, lewat sebuah
skenario, kita bisa menyalurkan keprihatinan itu sekaligus memberikan solusi
untuk mengatasi dan memperlakukan anak-anak telantar
itu.
1.1.4 DISIPLIN
Sebagai penulis
skenario, kita perlu menanamkan sikap disiplin terhadap beberapa hal yang
berkaitan dengan urusan pekerjaan. Dalam disiplin waktu kerja, terkadang
seorang penulis tidak ingin dibatasi waktu bekerjanya, sebab dirinya bisa
bekerja sampai larut malam bahkan sampai pagi, hanya karena ingin mencari
ketenangan atau sedang mendapat inspirasi. Namun, hal ini akan mengganggu dan
menyiksa diri sendiri jika kita tidak disiplin dalam menentukan waktu kerja.
Charles Robert Darwin, ahli biologi Inggris pernah mengatakan: "A
man who dares to waste one hour of time has not discovered the value of life",
orang yang berani menyia-nyiakan waktu 1 jam, belum menemukan nilai hidup.
Meski demikian, penulis skenario yang biasa bekerja tanpa waktu, juga akan
mengalami kesulitan dalam membagi waktunya untuk hal lain di luar pekerjaannya.
Pada saat asyik bekerja, misalnya, bisa saja kita jadi lupa untuk antar/jemput
anak sekolah, memasak, mengajari anak,
membersihkan rumah, mengurus tanaman, dll. Kecuali jika semua pekerjaan
sudah ada yang menangani, kita bisa saja mencurahkan waktu sepenuhnya untuk
bekerja tanpa ada yang membatasi. Tapi, penulis skenario adalah anggota
masyarakat juga. Tidak mungkin seorang penulis terus mengurung diri.
Penulis skenario sebaiknya sudah membuat konsep tentang apa yang akan
dikerjakan. Jika semuanya sudah terkonsep, segalanya tak akan berantakan. The
Liang Gie dalam bukunya Terampil Mengarang menuliskan, Norah
Lofts, pengarang roman sejarah, mulai bekerja pada pukul 09.00 dan berhenti
pukul 13.00, lalu mulai lagi pukul 16.30 hingga pukul 19.30—dilakukan setiap
hari. Pengarang lain, Taylor Caldwell, mulai bekerja tengah malam hingga subuh
dan tidur setelah hari terang. Lain pula dengan Sol Stein, ia menulis dari
pukul 07.00 hingga pukul 09.00, lalu berangkat ke kantor.
Elizabeth Luther lebih suka menyalakan komputernya terus-menerus. Di
sela-sela tugasnya sebagai ibu rumah tangga ia dapat segera menuju komputernya
bila tiba-tiba mendapat ide.
Kedisiplinan
juga menyangkut janji atau kesanggupan. Skenario adalah elemen awal dari
rangkaian panjang proses produksi. Penulis skenario yang tidak tepat jandi
dalam menyerahkan pesanan yang disanggupinya akan mengakibatkan rusaknya
penjadwalan. Produser akan sangat kecewa bila tidak mampu memenuhi target
penayangan, lebih lagi jika telah dikontrak sebagai segmen tetap di suatu
televisi.
1.1.5 KECERDASAN
Menjadi penulis skenario
perlu bekal kemampuan berpikir yang baik atau kecerdasan yang prima. Kecerdasan
dibutuhkan untuk dapat mengolah cerita dengan baik, me-rangkai kisah demi
kisah, konflik demi konflik secara menarik dan apik.
Kecerdasan juga diperlukan dalam menafsirkan keinginan pemesan. Production
house atau broadcast adalah pihak-pihak yang akrab dengan kejar
tayang sehingga sering tidak dapat menyampaikan keinginannya dengan gamblang.
Penulis skenario harus cerdas menafsirkan sehingga dapat memuaskan keinginan
pemesan.
Kecerdasan juga diperlukan
dalam memahami referensi apabila skenario pesanan bersifat adaptasi. Biasanya
penulis diberi buku-buku untuk dibaca atau film untuk ditonton. Jika penulis
kurang cerdas biasanya cenderung menjiplak, bukan mengadaptasi. Agar dapat
mengadaptasi dengan baik, janganlah mengutip mentah-mentah bahan tersebut.
Cukup tangkap premise-nya, ambil ide ceritanya, pakai tokoh 2-4
karakter, selebihnya buatlah sendiri. "Genius is one percent
inspiration and ninety-nine percent perspiration". Kecerdasan yang
luar biasa itu hanya satu persen saja yang berasal dari ilham, karena yang
sembilanpuluh sembilan persen berasal dari kerja keras. Itulah pendapat Thomas
Alva Edison, penemu dari Amerika.
1.1.6 PENGETAHUAN
"The only good is knowledge, and the only evil is ignorance".
Satu-satunya yang baik ialah pengetahuan, dan satu-satunya yang jahat ialah
kemasabodohan. Itulah kata-kata Diogenes Laertius, seorang penulis Yunani.
Sebagai penulis skenario, pengetahuan luas juga sangat dibutuhkan, agar
cerita yang kita buat juga bernas dan dapat bervariasi, tidak melulu berbicara
tentang hal yang ada dalam diri sendiri saja. Kita perlu banyak pengetahuan
agar dapat memenuhi segala pesanan skenario. Dengan kata lain, kita siap mengerjakan
pesanan dengan tema cerita apa saja, bila kita punya banyak pengetahuan.
Pahami segala macam bacaan, baik fiksi maupun non fiksi. Mulai dari yang
menyangkut problem anak-anak hingga problem orang dewasa dan manula, baik kisah
dari dalam negeri maupun cerita-cerita dari luar negeri. Selain itu, lahaplah
berita-berita di koran dan televisi, dengarkan radio, dan intiplah segala hal
yang ada di internet,
guna menambah wawasan
dan pengetahuan sehingga skenario kita tetap up to date dan tidak
basi atau ketinggalan zaman. Contohnya, bila belakangan ini banyak sekali
peristiwa yang terkait dengan bom maka kita bisa membuat cerita yang diilhami
dari kasus itu. Atau, jika pemerintah sedang mengadakan pembersihan kota dengan menggusur rumah-rumah non permanen, kita
bisa saja membuat cerita dengan tema seperti itu.
Kita juga perlu menonton segala macam film dan sinetron sekaligus belajar menjadi kritikus terhadap
tayangan tersebut. Namun, sejelek apa pun cerita itu bila kita telah
menontonnya dari awal, sebaiknya ikuti hingga akhir cerita agar dapat menjadi
pembanding dengan apa yang akan dan telah kita kerjakan.
1.1.7 PENGALAMAN
John Florio, seorang penulis Inggris berpendapat: "Time is the
father of truth, and the experience is the mother of all things".
Waktu adalah bapak kebenaran, dan pengalaman adalah ibu dari segala sesuatu.
Pengalaman dapat terjadi secara alami, namun ada juga pengalaman yang
sengaja dicari. Seorang penulis skenario sebaiknya membekali diri dengan
sebanyak-banyaknya pengalaman. Dengan kata lain, jangan segan-segan untuk
mencoba sesuatu yang baru. Tentunya, sesuatu yang bersifat positif, bukan yang
bersifat negatif atau yang melanggar hukum, agar kita tidak terjerat di dalamnya.
Hal-hal positif yang perlu kita coba misalnya soal makanan. Meski lidah kita tidak berselera terhadap makanan luar
negeri, untuk kebutuhan pengalaman hidup, apa salahnya sekali-kali
mencobanya sehingga membantu imajinasi kita tentang bagaimana kikuknya makan
pizza dengan pisau dan garpu, atau bagaimana sulitnya makan bakso dengan
sumpit, dan sebagainya. Contoh lain, meski kita seorang penakut, jangan gentar
merasakan naik jet koster, arung jeram, panjat tebing, dan lain sebagainya.
Banyak pengalaman perlu kita rasakan, agar saat dibutuhkan untuk sebuah
cerita, kita dapat menuliskannya dengan benar dan tanpa rasa canggung.
Bersyukurlah kalau kita pernah punya pengalaman sebagai pemain/aktor sehingga
kita dapat merasakan berperan sebagai apa saja. Seorang aktor yang pernah
berperan sebagai dokter, misalnya, setidaknya dia pernah melakukan observasi
terhadap tokoh tersebut.
Leonardo da Vinci mengatakan, "Experience never errs. What alone
may arr is our judgement, which predicts effects that cannot be produced by
our experiments". Penqalaman tidak pernah salah. Yanq dapat salah hanyalah
penilaian kita, yang meramalkan pengaruh-pengaruh yang tidak dapat dihasilkan
oleh eksperimen kita.
1.1.8 PERGAULAN
Pergaulan juga sangat
dibutuhkan oleh seorang penulis skenario. Pergaulan
dengan segala kalangan, mulai dari yang kaya sampai yang miskin, yang
muda sampai yang tua, yang genius sampai yang idiot, yang baik sampai yang
jahat, dari berbagai kalangan tanpa membedakan suku, agama, warna kulit, dan
sebagainya. Luasnya per-gaulan ini akan sangat membantu dalam membuat karakter
tokoh dan menempatkan sesuatu pada posisi yang tepat. Kita wajib bergaul dengan
semua orang, tapi untuk pergaulan yang menjurus pada hal negatif sebaiknya
sebatas kita ketahui saja, tanpa harus terlibat di dalamnya. Boleh bergaul,
tapi jangan terjerumus.
1.1.9 KOMUNIKASI
Komunikasi sangat penting untuk mencari inspirasi cerita, mengumpulkan
data, menawarkan karya skenario, dan mendiskusikan karya skenario dengan sesama
penulis. Berkomunikasi dengan siapa saja dapat membuka wawasan kita tentang
segala sesuatu yang pernah dialami orang lain. Selain berkomunikasi dengan
masyarakat luas dan teman-teman, kita juga perlu melakukan komunikasi dengan
sesama insan persinetronan dan perfilman di Indonesia dan di luar negeri. Kita
bisa melakukan chatting lewat internet, saling berbagi pengalaman dan
pengetahuan tentang dunia televisi dan film. Komunikasi dengan seniman dan
orang film juga bisa kita lakukan dengan mendatangi tempat-tempat berkumpulnya
para seniman, yaitu komunitas seni di seluruh Indonesia. Di Jakarta yang paling
mudah kita jangkau adalah di TIM, IKJ, atau TUK.
1.1.10 BELAJAR
Belajar dalam hal ini lebih dititik tekankan pada keinginan untuk terus
mengembangkan pengetahuan. Banyak hal baru bermunculan dan banyak hal lama yang
telah berubah dalam ranah kebudayaan manusia. Untuk menjadi penulis skenario
yang handal, diperlukan kepedulian untuk mempelajari hal-hal baru.
Belajar adalah kutuk masa kanak-kanak, minyak masa muda, ke-gemaran masa
dewasa, dan obat kuat masa tua. Itulah pendapat Walter Savage Landor, penulis
Inggris, "Study is the bane of boyhood, the oil of youth, the
indulgence of manhood, and the restorative of old age."
1.1.11
PERJALANAN
Melakukan perjalanan ke sebuah tempat juga perlu dilakukan oleh seorang penulis skenario guna memperkaya wawasan
tentang tempat-tempat yang nantinya sangat dibutuhkan untuk membuat setting
dalam cerita sehingga suasananya dapat tergambarkan secara jelas. Selain
menyempatkan diri melakukan perjalanan ke berbagai tempat menarik di tanah air,
melakukan perjalanan ke luar negeri juga tidak salah untuk diagendakan.
1.2 DUKUNGAN DARI LUAR PENULIS
Dukungan dari luar diri
juga menentukan sukses dan gagalnya seorang penulis skenario. Sering kita bisa
menebak dari lingkungan mana seseorang berasal hanya dari tingkah lakunya. Pelaut
lebih terbuka, petani lebih tertutup, mereka yang berasal dari keluarga yang
anaknya laki-laki semua cenderung lebih temperamental, orang Madura lebih
terbuka, orang Jawa lebih banyak basa-basi. Contoh-contoh ini membuktikan bahwa
perkembangan seseorang juga terpengaruh oleh kondisi lingkungan.
1.2.1 KELUARGA
Dukungan dari keluarga
sangat diperlukan, dalam hal ini bisa dukungan dari orang tua, suami/istri,
anak-anak, saudara-saudara, dan sanak famili. Dukungan orang tua tentu sangat
diharapkan oleh mereka yang belum menikah dan ingin mencapai sukses sebagai
penulis skenario. Dukungan yang diharapkan adalah menghargai waktu mereka,
meski mereka tampak seperti sedang "menganggur" di rumah. Lihatlah
kesuksesan Rachmania Arunita saat menulis novel dan skenario film Eiffel...
I'm in Love, pasti tak lepas dari dukungan orang tuanya.
Sebagai suami/istri dari pasangan yang bekerja sebagai penulis skenario,
sebaiknya mengerti saat-saat pasangan sedang mengerjakan pekerjaan menulis.
Memang penulis skenario umumnya bekerja di rumah, namun jangan anggap mereka
tidak sedang melakukan apa-apa sehingga
dapat dengan leluasa diganggu. Misalnya, seorang suami yang istrinya
bekerja sebagai penulis skenario, sebaiknya tidak sepenuhnya membebankan urusan
rumah tangga kepada sang istri yang bekerja di rumah. Dibutuhkan kerja sama
yang baik di antara suami-istri agar pekerjaan istri sebagai penulis skenario
tidak terganggu. Kepada anak-anak yang
sudah besar, juga perlu diberi pengertian agar memahami orang tua yang
bekerja sebagai penulis skenario. Sementara, bila anak-anak masih kecil,
sebaiknya orang tualah yang bisa mengatur waktu kerja dengan baik.
1.2.2 LINGKUNGAN
Sebagai penulis
skenario, sebaiknya kita memilih rumah yang tenang, aman, dan nyaman. Idealnya,
lingkungan jangan sampai mengganggu kerja yang sangat membutuhkan konsentrasi
ini. Tapi, bila lingkungan sudah telanjur ada sebelum kita menjadi penulis
skenario maka yang terbaik adalah kita yang membiasakan diri bekerja dengan
kondisi apa adanya.
Kita juga bisa membuka diri pada lingkungan, agar lingkungan tahu bahwa
kita adalah seorang yang bekerja di rumah dan memerlukan konsentrasi saat
bekerja sehingga diharapkan warga di sekitar rumah dapat memberikan dukungan
dengan tidak membuat gaduh di dekat rumah kita. Termasuk pula dapat memahami
jam kerja kita dan tidak sering datang berkunjung untuk hal-hal yang tidak
penting, atau hanya sekadar ngerumpi dan menyebar gosip.
1.2.6 SESAMA SENIMAN
Pujian biasanya lebih banyak datang dari orang-orang di luar seniman,
sementara kritikan biasanya justru datang dari kalangan sesama seniman. Ini
sudah lumrah, persaingan antarpekerja seni. Begitu pula, kritikan biasanya
justru sering datang dari para senior. Hal semacam ini perlu kita antisipasi
cara menyikapinya. Pertama dengarkan baik-baik, kemudian ambil yang positif dan
buang yang sekedar menjatuhkan.
1.3 DUKUNGAN FASILITAS
Dukungan fasilitas perlu
juga didapatkan oleh penulis skenario. Ter-utamafasilitasyang berkaitan dengan
peralatan yang diperlukan untuk kebutuhan kerja seorang penulis skenario.
1.3.1 PERALATAN KERJA
Sebagai penulis
skenario, kita memerlukan peralatan untuk bekerja. Idealnya, kita bekerja
dengan seperangkat komputer beserta printer karena saat ini semua
penulisan skenario sudah menggunakan komputer. Akses Internet boleh ditambahkan
untuk meluaskan wawasan lewat situs-situs yang terkait dengan dunia sinetron
dan film, antara lain www.multivisionplus.com.
www.jiffest.com. www.indofest.com.
www.layarkata.com. www.alwaysi.com.
www.ifilm.com. www.dfilm.com, www.pphui.or.id. www.konfiden.or.id.
www.atomfilms.com. dll.; milis perfilman: indomovie@yahoogroups.com, popcorner@yahoogroups.com, forumfilm@yahoogroups.com,
layarkatanetwork@yahoogroups.com, sinemamuda@yahoogroups.com, dll.
1.3.2 TEMPAT KERJA
Ruang kerja yang ideal
bagi seorang penulis skenario adalah yang jauh dari bising karena kita
membutuhkan ketenangan saat menuangkan ide-ide kreatif. Ruang kerja yang dihuni
oleh terlalu banyak orang akan kurang baik karena konsentrasi kita bisa
terpecah, kecuali bila mereka adalah tim kerja kita. Tempat yang paling baik
adalah di ruang tertutup, sejuk, dan nyaman. Namun, hal ini tidak mutlak karena
seorang penulis skenario harus bisa bekerja di mana saja. Tak heran bila ada
beberapa penulis yang sengaja mencari tempat kerja di hutan, gunung, pantai,
desa, atau tempat-tempat rekreasi, tanpa
menghiraukan hal-hal yang ada di sekelilingnya, bahkan situasi
sekitarnya diharapkan dapat menambah inspirasi yang akan menguatkan cerita.
1.3.3 PERPUSTAKAAN
Koleksi buku juga akan
menambah kekayaan wawasan seorang penulis skenario. Bukan bentuk
perpustakaannya yang penting, tapi buku-bukunya. Jika memungkinkan, akan lebih
baik kalau kita memiliki perpustakaan kecil di dalam rumah agar bila kita
menghadapi kesulitan dalam menyelesaikan suatu kasus cerita, kita dapat cepat
mencari jalan keluarnya. Jika kondisi ideal itu tidak dapat tercapai, harus
dicari solusi misalnya dengan sering mengunjungi perpustakaan.
0 komentar:
Posting Komentar