Sabtu, 13 Februari 2016

BEKAL DASAR PENULIS SKENARIO

Posted By: Unknown - 01.43

Share

& Comment


4.1 DUKUNGAN DARI DIRI SENDIRI
Manusia adalah makhluk sosial. Dalam situasi tertentu manusia cenderung berbagi persoalan atau meminta nasihat orang lain. Namun, dalam situasi tertentu manusia bisa menjadi makhluk yang sangat individu. Ari Ginanjar, seorang pakar pengembangan potensi diri mengemukakan bahwa manusia suka meminta pendapat pada orang lain tetapi sebenarnya semua keputusan terletak pada pribadi masing-masing. Itulah sebabnya dukungan dari diri sendiri merupakan faktor utama kesuksesan seseorang. Beberapa potensi diri yang perlu dikembangkan oleh seorang penulis sekenario akan dibahas pada sub-sub bab di bawah ini.

4.1.1 MINAT
Hal utama yang perlu ditumbuhkan adalah minat dari dalam diri kita sendiri untuk mewujudkan tekad menjadi seorang penulis skenario. Mungkin pada awalnya, menjadi penulis skenario bukanlah cita-cita dalam hidup kita. Namun, sebenarnya profesi sebagai penulis skenario merupakan alternatif pekerjaan yang cukup menjanjikan, termasuk dari sisi finansial sehingga minat untuk menjadi penulis skenario bisa dibangkitkan.
Minat yang besar dapat menepis berbagai kendala. Elizabeth Luther adalah ibu rumah tangga yang sangat produktif menulis kenario. Karya-karyanya telah menjadi sinetron-sinetron di beberapa televisi swasta. Dia menjalankan profesi sebagai penulis skenario sambil tetap menjadi ibu rumah tangga yang baik. Dalam bukunya tentang penulisan skenario dia mengatakan bahwa yang paling utama perlu dibangkitkan adalah minat untuk mencintai profesi dan bertekad kuat berjuang demi men­capai tujuan sebagai penulis skenario yang profesional dan berkualitas.

1.1.2 BAKAT
Untuk menjadi penulis skenario yang profesional, idealnya dibutuhkan bakat dalam bidang tulis-menulis. Bakat bisa karena punya garis keturunan dari seorang penulis, dapat pula berupa bakat alam yang diperoleh bukan karena faktor keturunan. Jika kita telah memiliki modal bakat, kita tinggal mempelajari teori penulisan maka tujuan menjadi seorang penulis skenario dapat terwujud.
Lalu, bagaimana jika kita tidak memiliki bakat dalam bidang tulis-menulis? Atau, kita tidak yakin ada-tidaknya bakat dalam diri kita? Jangan putus asa karena, seperti kata Arswendo Atmowiloto, sebenarnya "mengarang itu gampang". Bahkan hampir semua penulis berpendapat demikian. Helvy Tiana Rosa dalam pengantarnya di buku Berguru kepada Sastrawan Dunia berpikir sama, dan ia pun menyinggung nama Gola Gong yang juga menguatkan hal itu dalam bukunya Menulis Skenario Itu Lebih Gampang.
Jadi, keterampilan mengarang itu sendiri sebenarnya bisa dipelajari oleh siapa saja, meskipun hasil dan kualitas masing-masing orang pasti berbeda, sesuai talenta yang diberikan oleh Tuhan kepadanya. Kualitas tulisan seseorang tentunya tak lepas dari pe-ngalaman masa lalunya dalam kegiatan tulis-menulis. Hasil lebih baik akan tercipta dari orang-orang yang tekun dan setia, yang sejak usia dini telah melakukan kegiatan tulis-menulis, meski yang ditulis hanyalah kisah pribadi atau sekadar berkorespondensi.
Pada usia SD atau SLTP, seorang anak semestinya sudah dibiasakan mengasah keterampilan menulis dengan membuat tulisan dalam buku harian. Bermula dari menulis pengalaman pribadi sehari-hari, kemudian menulis hal-hal di luar dirinya. Mengasah ke­terampilan menulis juga dapat dilakukan dengan kebiasaan melakukan koresponden dengan teman-teman atau kenalan-kenalan baru, yang biasa disebut sahabat pena.

1.1.3 MOTIVASI
Sebagai penulis skenario, kita perlu mempunyai motivasi yang kuat. Apa tujuan kita menjadi penulis skenario? Masing-masing orang bisa memiliki motivasi yang berbeda-beda, namun dengan berbekal motivasi yang kuat, kita pasti akan berjuang lebih keras dan pantang menyerah menjalani apa yang sedang kita kerjakan.
Motivasi sangat beragam. Ada yang sekadar ingin mencari kesibukan karena jenuh di rumah, semua sudah tersedia dan terlayani; ada pula motivasi yang bersifat finansial, ini adalah motivasi yang sangat umum dan lumrah. Biasanya, jika kebutuhan makin mendesak justru akan semakin memperkuat motivasi, misalnya kita akan semakin giat menghubungi production house (PH) atau berkomunikasi dengan produser untuk mendapatkan order menulis skenario.
Motivasi yang lain yaitu motivasi kebutuhan eksistensi diri. Perasaan kurang dilihat dan kurang dihargai orang, hasil kerja sering dilecehkan atau disepelekan orang adalah hal-hal yang menyinggung eksistensi diri. Dengan menjadi penulis skenario kita boleh berharap hasil karya kita akan dipandang dan dihargai banyak orang. Ada pula motivasi yang menyangkut kebutuhan pengalaman hidup, yaitu dengan menjadi penulis skenario berharap mendapat banyak pengalaman baru. Suatu saat mungkin kita harus membuat cerita-cerita di luar bidang yang kita kuasai sehingga menuntut kita untuk mempelajari bidang tersebut. Tidak jarang seorang penulis sekenario harus melakukan riset berbulan-bulan sebelum mulai menulis.
Keinginan untuk mencurahkan pikiran dan perasaan juga bisa menjadi motivasi. Bisa saja kita merasa prihatin saat melihat para pengemis anak-anak di jalan raya, tapi kita tidak dapat berbuat apa-apa. Maka, lewat sebuah skenario, kita bisa menyalurkan keprihatinan itu sekaligus memberikan solusi untuk mengatasi dan memperlakukan anak-anak telantar itu.

1.1.4  DISIPLIN
Sebagai penulis skenario, kita perlu menanamkan sikap disiplin terhadap beberapa hal yang berkaitan dengan urusan pekerjaan. Dalam disiplin waktu kerja, terkadang seorang penulis tidak ingin dibatasi waktu bekerjanya, sebab dirinya bisa bekerja sampai larut malam bahkan sampai pagi, hanya karena ingin mencari ketenangan atau sedang mendapat inspirasi. Namun, hal ini akan mengganggu dan menyiksa diri sendiri jika kita tidak disiplin dalam menentukan waktu kerja.
Charles Robert Darwin, ahli biologi Inggris pernah mengatakan: "A man who dares to waste one hour of time has not discovered the value of life", orang yang berani menyia-nyiakan waktu 1 jam, belum menemukan nilai hidup. Meski demikian, penulis skenario yang biasa bekerja tanpa waktu, juga akan mengalami kesulitan dalam membagi waktunya untuk hal lain di luar pekerjaannya. Pada saat asyik bekerja, misalnya, bisa saja kita jadi lupa untuk antar/jemput anak sekolah, memasak, mengajari anak, membersihkan rumah, mengurus tanaman, dll. Kecuali jika semua pekerjaan sudah ada yang menangani, kita bisa saja mencurahkan waktu sepenuhnya untuk bekerja tanpa ada yang membatasi. Tapi, penulis skenario adalah anggota masyarakat juga. Tidak mungkin seorang penulis terus mengurung diri.
Penulis skenario sebaiknya sudah membuat konsep tentang apa yang akan dikerjakan. Jika semuanya sudah terkonsep, segalanya tak akan berantakan. The Liang Gie dalam bukunya Terampil Mengarang menuliskan, Norah Lofts, pengarang roman sejarah, mulai bekerja pada pukul 09.00 dan berhenti pukul 13.00, lalu mulai lagi pukul 16.30 hingga pukul 19.30—dilakukan setiap hari. Pengarang lain, Taylor Caldwell, mulai bekerja tengah malam hingga subuh dan tidur setelah hari terang. Lain pula dengan Sol Stein, ia menulis dari pukul 07.00 hingga pukul 09.00, lalu berangkat ke kantor.
Elizabeth Luther lebih suka menyalakan komputernya terus-menerus. Di sela-sela tugasnya sebagai ibu rumah tangga ia dapat segera menuju komputernya bila tiba-tiba mendapat ide.
Kedisiplinan juga menyangkut janji atau kesanggupan. Skenario adalah elemen awal dari rangkaian panjang proses produksi. Penulis skenario yang tidak tepat jandi dalam menyerahkan pesanan yang disanggupinya akan mengakibatkan rusaknya penjadwalan. Produser akan sangat kecewa bila tidak mampu memenuhi target penayangan, lebih lagi jika telah dikontrak sebagai segmen tetap di suatu televisi.

1.1.5 KECERDASAN
Menjadi penulis skenario perlu bekal kemampuan berpikir yang baik atau kecerdasan yang prima. Kecerdasan dibutuhkan untuk dapat mengolah cerita dengan baik, me-rangkai kisah demi kisah, konflik demi konflik secara menarik dan apik.
Kecerdasan juga diperlukan dalam menafsirkan keinginan pemesan. Production house atau broadcast adalah pihak-pihak yang akrab dengan kejar tayang sehingga sering tidak dapat menyampaikan keinginannya dengan gamblang. Penulis skenario harus cerdas menafsirkan sehingga dapat memuaskan keinginan pemesan.
Kecerdasan juga diperlukan dalam memahami referensi apabila skenario pesanan bersifat adaptasi. Biasanya penulis diberi buku-buku untuk dibaca atau film untuk ditonton. Jika penulis kurang cerdas biasanya cenderung menjiplak, bukan mengadaptasi. Agar dapat mengadaptasi dengan baik, janganlah mengutip mentah-mentah bahan tersebut. Cukup tangkap premise-nya, ambil ide ceritanya, pakai tokoh 2-4 karakter, selebihnya buatlah sendiri. "Genius is one percent inspiration and ninety-nine percent perspiration". Kecerdasan yang luar biasa itu hanya satu persen saja yang berasal dari ilham, karena yang sembilanpuluh sembilan persen berasal dari kerja keras. Itulah pendapat Thomas Alva Edison, penemu dari Amerika.

1.1.6 PENGETAHUAN
"The only good is knowledge, and the only evil is ignorance". Satu-satunya yang baik ialah pengetahuan, dan satu-satunya yang jahat ialah kemasabodohan. Itulah kata-kata Diogenes Laertius, seorang penulis Yunani.
Sebagai penulis skenario, pengetahuan luas juga sangat dibutuhkan, agar cerita yang kita buat juga bernas dan dapat bervariasi, tidak melulu berbicara tentang hal yang ada dalam diri sendiri saja. Kita perlu banyak pengetahuan agar dapat memenuhi segala pesanan skenario. Dengan kata lain, kita siap mengerjakan pesanan dengan tema cerita apa saja, bila kita punya banyak pengetahuan.
Pahami segala macam bacaan, baik fiksi maupun non fiksi. Mulai dari yang menyangkut problem anak-anak hingga problem orang dewasa dan manula, baik kisah dari dalam negeri maupun cerita-cerita dari luar negeri. Selain itu, lahaplah berita-berita di koran dan televisi, dengarkan radio, dan intiplah segala hal yang ada di internet,
guna menambah wawasan dan pengetahuan sehingga skenario kita tetap up to date dan tidak basi atau ketinggalan zaman. Contohnya, bila belakangan ini banyak sekali peristiwa yang terkait dengan bom maka kita bisa membuat cerita yang diilhami dari kasus itu. Atau, jika pemerintah sedang mengadakan pembersihan kota dengan menggusur rumah-rumah non permanen, kita bisa saja membuat cerita dengan tema seperti itu.
Kita juga perlu menonton segala macam film dan sinetron sekaligus belajar menjadi kritikus terhadap tayangan tersebut. Namun, sejelek apa pun cerita itu bila kita telah menontonnya dari awal, sebaiknya ikuti hingga akhir cerita agar dapat menjadi pembanding dengan apa yang akan dan telah kita kerjakan.

1.1.7 PENGALAMAN
John Florio, seorang penulis Inggris berpendapat: "Time is the fa­ther of truth, and the experience is the mother of all things". Waktu adalah bapak kebenaran, dan pengalaman adalah ibu dari segala sesuatu.
Pengalaman dapat terjadi secara alami, namun ada juga pengalaman yang sengaja dicari. Seorang penulis skenario sebaiknya membekali diri dengan sebanyak-banyaknya pengalaman. Dengan kata lain, jangan segan-segan untuk mencoba sesuatu yang baru. Tentunya, sesuatu yang bersifat positif, bukan yang bersifat negatif atau yang melanggar hukum, agar kita tidak terjerat di dalamnya.
Hal-hal positif yang perlu kita coba misalnya soal makanan. Meski lidah kita tidak berselera terhadap makanan luar negeri, untuk kebutuhan pengalaman hidup, apa salahnya sekali-kali mencobanya sehingga membantu imajinasi kita tentang bagaimana kikuknya makan pizza dengan pisau dan garpu, atau bagaimana sulitnya makan bakso dengan sumpit, dan sebagainya. Contoh lain, meski kita seorang penakut, jangan gentar merasakan naik jet koster, arung jeram, panjat tebing, dan lain sebagainya.
Banyak pengalaman perlu kita rasakan, agar saat dibutuhkan untuk sebuah cerita, kita dapat menuliskannya dengan benar dan tanpa rasa canggung. Bersyukurlah kalau kita pernah punya pengalaman sebagai pemain/aktor sehingga kita dapat merasakan berperan sebagai apa saja. Seorang aktor yang pernah berperan sebagai dokter, misalnya, setidaknya dia pernah melakukan observasi terhadap tokoh tersebut.
Leonardo da Vinci mengatakan, "Experience never errs. What alone may arr is our judgement, which predicts effects that cannot be pro­duced by our experiments". Penqalaman tidak pernah salah. Yanq dapat salah hanyalah penilaian kita, yang meramalkan pengaruh-pengaruh yang tidak dapat dihasilkan oleh eksperimen kita.

1.1.8 PERGAULAN
Pergaulan juga sangat dibutuhkan oleh seorang penulis skenario. Pergaulan dengan segala kalangan, mulai dari yang kaya sampai yang miskin, yang muda sampai yang tua, yang genius sampai yang idiot, yang baik sampai yang jahat, dari berbagai kalangan tanpa membedakan suku, agama, warna kulit, dan sebagainya. Luasnya per-gaulan ini akan sangat membantu dalam membuat karakter tokoh dan menempatkan sesuatu pada posisi yang tepat. Kita wajib bergaul dengan semua orang, tapi untuk pergaulan yang menjurus pada hal negatif sebaiknya sebatas kita ketahui saja, tanpa harus terlibat di dalamnya. Boleh bergaul, tapi jangan terjerumus.

1.1.9 KOMUNIKASI
Komunikasi sangat penting untuk mencari inspirasi cerita, mengumpulkan data, menawarkan karya skenario, dan mendiskusikan karya skenario dengan sesama penulis. Berkomunikasi dengan siapa saja dapat membuka wawasan kita tentang segala sesuatu yang pernah dialami orang lain. Selain berkomunikasi dengan masyarakat luas dan teman-teman, kita juga perlu melakukan komunikasi dengan sesama insan persinetronan dan perfilman di Indonesia dan di luar negeri. Kita bisa melakukan chatting lewat internet, saling berbagi pengalaman dan pengetahuan tentang dunia televisi dan film. Komunikasi dengan seniman dan orang film juga bisa kita lakukan dengan mendatangi tempat-tempat berkumpulnya para seniman, yaitu komunitas seni di seluruh Indonesia. Di Jakarta yang paling mudah kita jangkau adalah di TIM, IKJ, atau TUK.

1.1.10 BELAJAR
Belajar dalam hal ini lebih dititik tekankan pada keinginan untuk terus mengembangkan pengetahuan. Banyak hal baru bermunculan dan banyak hal lama yang telah berubah dalam ranah kebudayaan manusia. Untuk menjadi penulis skenario yang handal, diperlukan kepedulian untuk mempelajari hal-hal baru.
Belajar adalah kutuk masa kanak-kanak, minyak masa muda, ke-gemaran masa dewasa, dan obat kuat masa tua. Itulah pendapat Walter Savage Landor, penulis Inggris, "Study is the bane of boyhood, the oil of youth, the indulgence of manhood, and the restorative of old age."

1.1.11 PERJALANAN
Melakukan perjalanan ke sebuah tempat juga perlu dilakukan oleh seorang penulis skenario guna memperkaya wawasan tentang tempat-tempat yang nantinya sangat dibutuhkan untuk membuat setting dalam cerita sehingga suasananya dapat tergambarkan secara jelas. Selain menyempatkan diri melakukan perjalanan ke berbagai tempat menarik di tanah air, melakukan perjalanan ke luar negeri juga tidak salah untuk diagendakan.

1.2 DUKUNGAN DARI LUAR PENULIS
Dukungan dari luar diri juga menentukan sukses dan gagalnya seorang penulis skenario. Sering kita bisa menebak dari lingkungan mana seseorang berasal hanya dari tingkah lakunya. Pelaut lebih terbuka, petani lebih tertutup, mereka yang berasal dari keluarga yang anaknya laki-laki semua cenderung lebih temperamental, orang Madura lebih terbuka, orang Jawa lebih banyak basa-basi. Contoh-contoh ini membuktikan bahwa perkembangan seseorang juga terpengaruh oleh kondisi lingkungan.

1.2.1 KELUARGA
Dukungan dari keluarga sangat diperlukan, dalam hal ini bisa dukungan dari orang tua, suami/istri, anak-anak, saudara-saudara, dan sanak famili. Dukungan orang tua tentu sangat diharapkan oleh mereka yang belum menikah dan ingin mencapai sukses sebagai penulis skenario. Dukungan yang diharapkan adalah menghargai waktu mereka, meski mereka tampak seperti sedang "menganggur" di rumah. Lihatlah kesuksesan Rachmania Arunita saat menulis novel dan skenario film Eiffel... I'm in Love, pasti tak lepas dari dukungan orang tuanya.
Sebagai suami/istri dari pasangan yang bekerja sebagai penulis skenario, sebaiknya mengerti saat-saat pasangan sedang mengerjakan pekerjaan menulis. Memang penulis skenario umumnya bekerja di rumah, namun jangan anggap mereka tidak sedang melakukan apa-apa sehingga dapat dengan leluasa diganggu. Misalnya, seorang suami yang istrinya bekerja sebagai penulis skenario, sebaiknya tidak sepenuhnya membebankan urusan rumah tangga kepada sang istri yang bekerja di rumah. Dibutuhkan kerja sama yang baik di antara suami-istri agar pekerjaan istri sebagai penulis skenario tidak terganggu. Kepada anak-anak yang sudah besar, juga perlu diberi pengertian agar memahami orang tua yang bekerja sebagai penulis skenario. Sementara, bila anak-anak masih kecil, sebaiknya orang tualah yang bisa mengatur waktu kerja dengan baik.

1.2.2 LINGKUNGAN
Sebagai penulis skenario, sebaiknya kita memilih rumah yang tenang, aman, dan nyaman. Idealnya, lingkungan jangan sampai mengganggu kerja yang sangat membutuhkan konsentrasi ini. Tapi, bila lingkungan sudah telanjur ada sebelum kita menjadi penulis skenario maka yang terbaik adalah kita yang membiasakan diri bekerja dengan kondisi apa adanya.
Kita juga bisa membuka diri pada lingkungan, agar lingkungan tahu bahwa kita adalah seorang yang bekerja di rumah dan memerlukan konsentrasi saat bekerja sehingga diharapkan warga di sekitar rumah dapat memberikan dukungan dengan tidak membuat gaduh di dekat rumah kita. Termasuk pula dapat memahami jam kerja kita dan tidak sering datang berkunjung untuk hal-hal yang tidak penting, atau hanya sekadar ngerumpi dan menyebar gosip.

1.2.6 SESAMA SENIMAN
Pujian biasanya lebih banyak datang dari orang-orang di luar seniman, sementara kritikan biasanya justru datang dari kalangan sesama seniman. Ini sudah lumrah, persaingan antarpekerja seni. Begitu pula, kritikan biasanya justru sering datang dari para senior. Hal semacam ini perlu kita antisipasi cara menyikapinya. Pertama dengarkan baik-baik, kemudian ambil yang positif dan buang yang sekedar menjatuhkan.

1.3 DUKUNGAN FASILITAS
Dukungan fasilitas perlu juga didapatkan oleh penulis skenario. Ter-utamafasilitasyang berkaitan dengan peralatan yang diperlukan untuk kebutuhan kerja seorang penulis skenario.

1.3.1 PERALATAN KERJA
Sebagai penulis skenario, kita memerlukan peralatan untuk bekerja. Idealnya, kita bekerja dengan seperangkat komputer beserta printer karena saat ini semua penulisan skenario sudah menggunakan komputer. Akses Internet boleh ditambahkan untuk meluaskan wawasan lewat situs-situs yang terkait dengan dunia sinetron dan film, antara lain www.multivisionplus.com. www.jiffest.com. www.indofest.com. www.layarkata.com. www.alwaysi.com. www.ifilm.com. www.dfilm.com, www.pphui.or.id. www.konfiden.or.id. www.atomfilms.com. dll.; milis perfilman: indomovie@yahoogroups.com, popcorner@yahoogroups.com, forumfilm@yahoogroups.com, layarkatanetwork@yahoogroups.com, sinemamuda@yahoogroups.com, dll.

1.3.2 TEMPAT KERJA
Ruang kerja yang ideal bagi seorang penulis skenario adalah yang jauh dari bising karena kita membutuhkan ketenangan saat menuangkan ide-ide kreatif. Ruang kerja yang dihuni oleh terlalu banyak orang akan kurang baik karena konsentrasi kita bisa terpecah, kecuali bila mereka adalah tim kerja kita. Tempat yang paling baik adalah di ruang tertutup, sejuk, dan nyaman. Namun, hal ini tidak mutlak karena seorang penulis skenario harus bisa bekerja di mana saja. Tak heran bila ada beberapa penulis yang sengaja mencari tempat kerja di hutan, gunung, pantai, desa, atau tempat-tempat rekreasi, tanpa menghiraukan hal-hal yang ada di sekelilingnya, bahkan situasi sekitarnya diharapkan dapat menambah inspirasi yang akan menguatkan cerita.

1.3.3 PERPUSTAKAAN

Koleksi buku juga akan menambah kekayaan wawasan seorang penulis skenario. Bukan bentuk perpustakaannya yang penting, tapi buku-bukunya. Jika memungkinkan, akan lebih baik kalau kita memiliki perpustakaan kecil di dalam rumah agar bila kita menghadapi kesulitan dalam menyelesaikan suatu kasus cerita, kita dapat cepat mencari jalan keluarnya. Jika kondisi ideal itu tidak dapat tercapai, harus dicari solusi misalnya dengan sering mengunjungi perpustakaan.

About Unknown

Techism is an online Publication that complies Bizarre, Odd, Strange, Out of box facts about the stuff going around in the world which you may find hard to believe and understand. The Main Purpose of this site is to bring reality with a taste of entertainment

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © 2013 Abdullah akhyar hafidzuddin™ is a registered trademark.

Designed by Templateism. Built with Blogger Templates.